Kajian Film Captain Marvel

Film Captain Marvel sudah mengguncangkan bioskop di tanggal 6 Maret 2019 dan barangkali Anda belum lihatnya atau mengkaji kajian Film Captain Marvel. Film ini dimainkan oleh Anna Boden serta Ryan Fleck, serta film superhero pertama mengenai seorang gadis, nampaknya mempertautkan beberapa MCU. Si pahlawan super pula bakal kembali dalam film The Avengers: The Endgame. Kata Carol Danvers (Brie Larson), yang miliki potensi supernormal sebab kecelakaan besar. Nasib pula menggantinya jadi senjata mematikan bangsa Cree. Nasib pula yang bawa bersama Nick Fury buat cari tahu asal usulnya di Bumi. Karena kapabilitasnya yang nyaris tak berbatas, ada bahaya yang sesungguhnya diselinapkan. Kemampuannya terlihat jadi impian banyak pahlawan super yang lain di kala depan. Lantas apakah yang bawa Carol ke Bumi dan di mana Capten Marvel?
Kajian Film Captain Marvel
Plot optimis, meskipun kurang mengagumkan
Dianggap, pengenalan Carol Danvers ke film dengan durasi 128 menit ini mempunyai premis dasar terkait Bumi kemunculan makhluk dari wilayah galaksi yang jauh. Film ini kayaknya menggaungkan Thor atau Superman. Menariknya, narasi itu kemungkinan kelihatan optimis sewaktu banyak yang tak ketahuinya. Film ini, berdasar pada buku komik Kelly Sue "DeConnik," udah membombardir ceritanya dalam 30 menit paling akhir, kendati ada rangkaian tindakan yang kurang memesona. Ya, bekasnya yaitu cerita serius dengan humor, yang tak sejumlah film Marvel lainnya. Untungnya, kapabilitas narasi yang ditunjukkan tidak berganti, walaupun kurang ringan diingat.
Terang, sutradara tak usah ceritakan semuanya perihal Carol Danvers di waktu kecil. Banyak fragmen masa lalu yang betul-betul jadi saluran antara bab di MCU. Sayang, kebolehan dari kejadian yang kurang terkesan ini yaitu apa yang membuat pecinta menyaksikan film. Cerdas, Marvel memberinya kombinasi yang bagus untuk film The Avengers: The Endgame. Selainnya kekurangan serta permasalahan SJW, film ini ibarat atraksi superhero Marvel masih yang berbasiskan. Film Captain Marvel pun mempunyai potensi untuk hari esok MCU, bila semakin kuat dalam peningkatan kepribadiannya.
Bila bukan Brie Larson mustahil terwujud
Hadirnya Brie Larson di MCU terlihat "mengurung" artis itu menjadi Carol Danvers. Parasnya yang keras dan menarik barangkali menimbulkan penonton salah konsentrasi, kesan-kesan itu serupa dengan bagaimana Gal Gadot sesuai untuk wanita luar biasa. Sejumlah hal yang tidak dapat Anda cermati, lepas dari keahlian dan keberanian yakni hati yang ia membawa ke pertarungan. Di saat gambar gadis yang berani dibuat, episode Carol lucu jadi berasa canggung. Untungnya, ini tidak dijalankan lagi. Bukannya, sebuah gurauan buat meluluhkan kondisi ditampilkan oleh pemain lain.
Kucing carol namanya Goose akan mengatur bab yang membikin Anda berkedut. Lantaran kedatangan Nick Fury serta Phil Coulson muda, banyak pemirsa dapat berasa sedikit memori perihal chemistry mereka. Dalam film "Captain Marvel" Anda tidak lihat Nick Fury, yang tidak termaafkan dan berani. Juga, Samuel L. Jackson nampaknya dapat cairkan situasi, begitu serupa dengan cirinya seperti Darius Kincaid dalam website "The Hitman's Bodiguard" (2017). Diaktori oleh Ben Mendelsohn selaku Talos, Jude Law jadi Jon-Rogg, Annette Bening jadi Mind Tinggi, Lashana Lynch menjadi Maria Rambo dan Jemma Chan sebagai Minn-Herva. Lantas kembali Jimon Khonsu menjadi Korat serta Lee Pace menjadi Ronan. Karena pembawaannya, Marvel tidak selamanya mengeksploitasi antagonis pada kejahatan, serta sifat pokok melaksanakan yang baik. Marvel buka kembali mata buat yakin lewat watak film ini.
Type retro menimbulkan perhatian
Bukan cuma karena model rambut Carol Danvers, busana serta beberapa tempat di background film membuat keadaan retro. Nuansa tahun 90-an lebih membahagiakan ketimbang musik yang dimainkan. Beberapa episode seperti film Guardians of the Galaxy. Waktu pahlawan berlaga, musik ketinggalan jaman ada yang mendampinginya.Efek visual yang menakjubkan tidak butuh ditanya. Unsur ini satu diantara kelebihan dari Marvel Studios dan film kombinasi Disney. Faktanya yakni Anda bisa lihat penghargaannya, yang tunjukkan kalau banyak nama dibalik dampak visual bagus dari film ini. Sentuhan fiksi ilmiah pun meningkatkan kekayaan film ini.
Menyaksikan tiada keinginan tinggi
Sama dengan hype, film Captain Marvel tidak sebesar film The Avengers: Infinity War (2018). Maka bahkan juga sebelumnya saksikan, Anda tak usah menentukan keinginan tinggi. Saksikan menjadi film baru, di mana Anda tidak akan belajar terkait narasi dan sifat. Intro diawalnya film pun lebih menjadi berharga. Ada koleksi bab cameo Stan Lee yang sentuh dan membuat tanda Marvel. Seperti disebut awalnya, film ini punya peristiwa dahsyat akan tetapi eksekusinya tak ada. Sejumlah butir dibentuk dalam sekejap dan tidaklah terlalu emosional.
Terdapat beberapa surprise dalam ceritanya, terpenting sewaktu Carol mendapat kemampuan. Lepas dari fakta kalau itu tak membahagiakan, film ini memperlihatkan dianya sendiri sebagai film pertama mengenai Marvel superhero wanita serta pesan terkait pelibatan wanita. Mudah-mudahan, film Captain Marvel dapat menjadi gerbang pembuka untuk film solo wanita lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *